ANALISA HARIAN

ANALISA HARIAN
PAIR EU, 6 OKTOBER 2012

Sabtu, 06 Oktober 2012

TRADE BERSAMA DIROOM RAIDCALL

Room buat chat dan colek sana colek sini sambil trading pluz dengerin music udh jadi silahkan berkunjung..hihihihi

instruksi penggunaan raidcall :

1.download file : http://www.raidcall.com/download/raidcall_v7.0.2.exe , install.

2.sambil menginstall, daftar dulu kemari : http://www.raidcall.com/signup.php

3. buka software yang telah diinstall, masukkan username & password yg anda daftarkan

4. masukkan kode 5132445 pada kolom search, enter

5. admin akan menyambut anda dg ramah, selamat bergabung!:)

Nb:Maaf group masih agak sembrawut soalnya baru dibuat..hihihihi

Read More......

Rabu, 16 Mei 2012

BAB V : TEORI SUPLY (R) AND DEMAND (S)

Read More......

BAB IV : TEORI SUPLY (R) AND DEMAND (S)

Read More......

BAB III : TEORI SUPLY (R) AND DEMAND (S)

Read More......

BAB II : TEORI SUPLY (R) AND DEMAND (S)

Read More......

BAB I : TEORI SUPLY (R) AND DEMAND (S)

PENGENALAN TEORI SUPLY AND DEMAND
 
Ada dua medium utama dalam trading currency (mata uang). Pertama adalah Future Market sementara yang kedua adalah Cash/Spot Market yang lebih dikenal sebagai FOREX.
 

Walaupun keduanya mewakili pasar yg sama dan geraknya tidak akan jauh satu sama lain,namun terdapat perbedaan-perbedaan. Salah satunya adalah bahwa future ini diperdagangkanpada exchange/bursa semacam Chicago Mercantile Exchange (CME), Intercontinental Exchange(ICE), Tokyo Financial Exchange (TFX) dan Euronext.

Hal mendasar bagi pemula adalah mengetahui bagaimana dan mengapa harga ini bergerak.Karenanya penting dipahami bahwa harga bergerak tidak lain hanya karena fungsi serta akibatdari Hukum Penawaran dan Permintaan (Supply and Demand), bukan karena hal lain. Harga bergerak hanya dan hanya jika perhitungan sederhana ini menjadi tidak seimbang. Anggap sajaperdagangan mata uang ini tidak jauh beda dengan perdagangan di pasar2 tradisional kita, hargabawang, misalnya, akan melonjak naik karena berkurangnya pasokan dari Brebes. Atau karenamendekati hari-hari besar permintaan melonjak, jadi jangan heran kalo ibu-ibu ngomel karenaharga ayam naik di pasar2. Hal ini hampir sama saja dengan perdagangan mata uang, hanya bedaskala dan medium saja. Karenanya mindset yang paling awal dimiliki oleh seorang trader, adalahmindset pedagang yang berdagang karena adanya permintaan dan penawaran.


Sebagai contoh coba kita kuantifikasi demand (support) pada chart di atas. Sejak hargaberkonsolidasi/sideways, seorang trader dapat berasumsi bahwa supply and demand beradadalam keseimbangan di level harga 1.0300. The truth is tidak pernah terjadi keseimbangan dalamharga yang fixed. Hanya butuh waktu (sedikit atau banyak) ketidakseimbangan akan terjadi.Ketika harga mulai rally dari demand level (di antara garis merah), kita tahu bahwa lebih banyak buyer (pembeli) yang bersedia membayar pada kisaran level tersebut. Karenanya, jika dan ketikaharga kembali mengunjungi level ini tentunya kita sebaiknya bersiap ambil posisi buyer. Ketikabeli, sesungguhnya kita beli dari orang yang jual setelah terjadi penurunan harga dan pada levelkisaran harga dimana demand melebihi supply.

Ini bukan hal mudah! Trading berdasarkan hukum dan prinsip supply and demand akan mengujiemosi sampai ke dalam tulang badan anda. Seperti bisa dilihat pada gambar di bawah ini, bahwaharga jatuh/drop kembali pada low risk/high reward dimulai dengan red candle atau berita buruk yang mendorong massa atau banyak orang ikut partisipasi jual. Namun seorang trader yangcerdas/smart mengetahui, bahwa bagaimanapun juga begitu seller terakhir sudah melepas orderpada level harga dimana Demand > Supply, maka harga akan kembali bergerak naik.
  
Sample S/D Zone
Ini hanya salah satu contoh visual identifikasi zone supply and demand pada EU di TF D1. Let'ssee seberapa lama harga bermain di area ini, dan apakah demand & supply seperti yang diperlihatkan sebelumnya pada bulan Agustus 2009, atau malah sebaliknya lebih banyak selleryg bersedia terus jual di zone ini.
  
Contoh S/D Zone
Sebelum melanjutkan pembahasan, saya berikan sample2 pic salah satunya pergerakan GU hari ini

perhatikan pada chart atas dimana GU pada TF H1 berkonsolidasi pada zone S/D sebelumnya.Kemudian harga bergerak naik dengan cepat meninggalkan area ini. Jangan merasa ketinggalanharga atau mengejar harga, karena sekarang anda setidaknya telah memiliki base di tf bersangkutan sekiranya harga pullback kembali ke zone ini.Contoh lain dari identifikasi area S/D, perhatikan bagaimana harga EU sesaat saja beradadidalamnya sebelum di reject dari area S/D yang ditandai warna aqua pada TF H1 di window bawah. Ini menandakan bahwa area ini D & S, sehingga dapat disebut dengan demand area.


 

Read More......

Jumat, 04 Mei 2012

DATA EKONOMI PENTING YANG BERPENGARUH PADA PASAR FOREX

Read More......

TENTANG ANALISA FUNDAMENTAL

Read More......

KAMUS FUNDAMENTAL FOREX

Read More......

Rabu, 02 Mei 2012

TEHNIK MEMASANG STOP LOSS

Stop Loss merupakan salah satu cara untuk meminimalisir resiko dan memaksimalkan profit di setiap posisi trading kita. Dengan menggunakan Stop Loss, kita dapat menghindari skenario dimana kita banyak mengakumulasikan profit, akan tetapi satu buah kesalahan / loss yang besar akan menyapu habis jumlah akumulasi total profit kita.
Salah satu teknik yang banyak digunakan oleh beberapa trader yang sukses adalah dengan memindahkan Stop Loss ke tingkat break event point / impas setelah harga bergerak sesuai dengan open posisi. Trailing stop merupakan cara berikutnya yang bisa dilakukan untuk mengunci profit yang sudah anda dapatkan.
Berikut adalah 3 trading tips yang dapat digunakan dalam menentukan Stop Loss:
  • Two-Day Hi/Lo Method
Teknik ini banyak digunakan oleh para fund manager. Penerapan dari teknik ini adalah dengan menempatkan Stop Loss kira-kira 10 pips di atas 2-day-high ataupun 2-day-low pada dua hari sebelumnya. Teknik ini lebih cocok digunakan oleh para long term trader yang mempunyai jumlah capital yang besar.
  • Parabolic Stop and Reversal (SAR)

Read More......

Rabu, 28 Maret 2012

LEVERAGE DAN MARGIN

Apa itu Leverage?
Leverage adalah pinjaman dari broker yang diberikan kepada trader, sehingga dana trader memiliki daya beli yang lebih besar. Leverage dinotifikasikan sebagai rasio perbandingan, misal 1:1, 1:100, 1:500, dan sebagainya. Artinya, kalau ada dana $100 di leverage 1:100 maka $100 tersebut memiliki kekuatan setara $10.000. Jika leverage 1:500, maka dana $100 tadi memiliki kemampuan untuk melakukan transaksi setara $50.000 atau 500x lipat lebih besar dari nominal dana itu sendiri.

Apa itu Margin?
Margin merupakan jaminan yang diberikan kepada broker setiap kali membuka posisi. Besar kecilnya margin dipengaruhi oleh leverage dan besarnya volume trading (lot) yang dibuka oleh trader. Rumus perhitungan margin adalah : Leverage x Volume (Lot) x Contract Size.

ILUSTRASI
Untuk mempermudah pemahaman, mari kita simak ilustrasi di bawah ini. Broker yang diambil sebagai contoh adalah FXOpen, yang memiliki contract size 1 lot = $100.000 dan fasilitas leverage hingga 1:500.

Contract Size
Untuk contract size, harus dikonversikan ke USD. Pair yang berawalan dengan USD/xxx seperti USD/JPY, USD/CHF, USD/CAD, dsb memiliki contract size 1 lot = $100.000 (sudah dalam $, tidak perlu dikonversi). Sedangkan yang berawalan dengan mata uang non USD, misal EUR/USD memiliki kontrak size 1 lot = EUR 100.000 yang artinya setara dengan( EUR 100.000 x 1,435 ) USD atau $143.500 pada saat kurs EUR/USD 1,435. Berarti, jika EUR/USD naik menjadi 1,45 maka contract size akan berubah lagi.

Leverage 1:1 – 1 lot EUR/USD di harga 1,4350

Read More......

Selasa, 20 Maret 2012

SEKEDAR RENUGAN UNTUK TRADER

Read More......

Rabu, 07 Maret 2012

PRINSIP KELIMA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KELIMA
“Dominasi Transaksi Dan Melemahnya Dominasi Transaksi Yang Terjadi Secara Akumulasi Membentuk Dua Kondisi Pergerakan Harga Yaitu Kondisi Trending Dan Kondisi Sideway. Kedua Kondisi Ini Secara Teknis Dapat Dilihat Dengan Mengamati Bentuk Distribusi Data Yang Terbentuk, Baik Secara Visual Maupun Menggunakan Prinsip-Prinsip Pengukuran.”
Sumber : http://www.kgforexworld.com/showthread.php?t=2089

Read More......

PRINSIP KEEMPAT MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KEEMPAT
“Dominasi Transaksi Salah Satu Pelaku Pasar Akan Melemah Karena Dua Hal, Pertama Yaitu: Ketika Salah Satu Pelaku Pasar Tidak Dapat Menerima Harga Di Atas Harga Tertinggi atau Di Bawah Harga Terendah Yang Terjadi. Kedua Yaitu: Ketika Volume Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar Di Pasar Mata Uang Jumlahnya Sedikit Atau Kecil. Dan Kecil Atau Sedikitnya Volume Transaksi Yang Terjadi Ini Kemungkinannya Hanya Disebabkan Oleh Dua Hal Yaitu, Pertama Mungkin Karena Pelaku Pasar Yang Aktif Di Pasar mata Uang Saat Itu Memang Sedikit Dan Yang Kedua Mungkin Saja Pelaku Pasar Yang Aktif Saat Itu Banyak Tetapi Mereka Tidak Bertransaksi Karena Menunggu Saat Yang Tepat Untuk Bertransaksi Di Pasar Mata Uang”

Seperti yang sudah kita pahami berdasarkan perilaku pelaku pasar atau hukum kesetimbangan pasar maka kita mengetahui bahwa secara garis besar dapat dikatakan bahwa sebenarnya harga itu bergerak dari sebuah area kesepakatan ke area kesepakatan yang terbentuk sebelumnya atau bergerak untuk membentuk sebuah area kesepakatan baru. Area kesepakatan adalah area harga atau range harga di mana harga bergerak bolak-balik sepanjang area atau range tersebut dalam periode waktu tertentu. Jika dilihat dari sudut pandang perilaku pelaku pasar maka area kesepakatan ini adalah area nilai tukar (harga) di mana para pelaku pasar baik yang bertindak sebagai Sellers maupun Buyers merasa ‘nyaman’ untuk bertransaksi di area nilai tukar mata uang tersebut karena harga (nilai tukar) berada dalam batas-batas (range) yang mereka dapat terima atau dengan kata lain ‘minat’ pelaku pasar untuk bertransaksi di area tersebut animo-nya sangat tinggi. Secara teknis area kesepakatan (Consensus Area) ini dapat kita identifikasi dengan mudah pada data pergerakan harga. Semakin sering sebuah level harga dilalui pergerakan harga maka kita tahu bahwa transaksi juga sering dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar menyukai untuk bertransaksi di level harga tersebut. Sebaliknya jika sebuah level harga jarang dilalui pergerakan harga maka kita tahu bahwa transaksi jarang atau sedikit dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar tidak menyukai untuk bertransaksi di level harga tersebut.
Harga akan bergerak keluar dari Consensus Area atau Area Kesepakatannya ketika terjadi ketidak-seimbangan pada ‘minat’ salah satu pelaku pasar, jadi jika ‘minat’ para Buyers meningkat dan lebih besar daripada ‘minat’ para Sellers maka Buyers cenderung akan terlihat lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan terus terakumulasi menaik dan sebaliknya jika ‘minat’ para Sellers meningkat dan lebih besar daripada ‘minat’ para Buyers maka Sellers cenderung akan lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan terakumulasi menurun. Nah, ketika ‘minat’ salah satu pelaku pasar terus meningkat dan ‘minat’ pelaku pasar lainnya menurun atau tidak mampu mengimbangi transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar yang ‘minat’ nya besar maka harga akan terus terakumulasi dalam satu arah. Akumulasi pergerakan harga satu arah ini jika mampu membawa harga keluar dari Area Kesepakatan sebelumnya maka ini adalah indikasi bahwa salah satu pelaku pasar cenderung untuk membawa harga keluar dari Area Kesepakatannya saat ini terlihat semakin besar. Jika keadaan ini terus berlangsung diikuti transaksi-transaksi yang akumulasinya terus membawa harga bergerak ke satu arah dan harga akhirnya benar-benar keluar dari Area Kesepakatan lama maka pelaku pasar yang membawa harga bergerak ke satu arah ini kita katakan mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi saat ini.

Nah, ketika salah satu pelaku pasar mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi di pasar maka dominasi pelaku pasar tersebut akan cenderung terus bertahan sampai salah satu dari beberapa hal yang dijabarkan secara sangat jelas di Prinsip Keempat di atas terjadi di pasar. Contohnya pada saat transaksi yang terjadi di pasar di dominasi oleh Buyers maka harga akan terus terakumulasi bergerak naik membentuk harga yang terus lebih tinggi dari sebelumnya. Proses akumulasi pergerakan naik ini akan terhenti ketika Sellers tidak dapat lagi menerima nilai tukar (harga) di atas harga tertinggi yang terbentuk dan keadaan ini akan diikuti dengan meningkatnya volume (nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ yang dilakukan para Sellers. Saat volume (nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ meningkat maka akumulasi transaksi yang tadinya didominasi transaksi ‘Buy’ akan mengalami penurunan dominasinya. Jika ‘minat’ para Sellers terus meningkat maka akan terjadi semacam usaha dari para Sellers untuk mengimbangi dominasi transaksi-transaksi yang dilakukan Buyers dengan tujuan untuk menekan harga berada pada range area yang disukai Sellers tentu saja. Pada keadaan ini jika ‘minat’ para Buyers tetap tinggi untuk membawa harga lebih tinggi lagi maka akan terjadi semacam perlawanan dari para Buyers yang menyebabkan harga terlihat bergerak pada range tertentu di bawah nilai tukar (harga) tertinggi yang terbentuk saat Buyers masih mendominasi secara penuh. Usaha untuk mengimbangi dominasi para Buyers yang dilakukan para sellers inilah yang jika kita amati pada data-data harga akan terbentuk sebagai Area Kesepakatan (consensus Area).

Dominasi Buyers sebagaimana contoh di atas juga akan terhenti jika volume (nilai) dan intensitas transaksi para Buyers mulai melemah atau mengecil. Melemah atau mengecilnya volume (nilai) dan intensitas para Buyers ini hanya disebabkan oleh dua hal yang mungkin terjadi di pasar yaitu: pertama karena waktu aktif para pelaku pasar untuk bertransaksi sudah selesai (market Closed) atau hampir selesai dan kedua para pelaku pasar menurunkan aktifitas transaksinya karena ‘menunggu’ sesuatu yang secara fundamental berhubungan langsung dengan kecenderungan arah pergerakan nilai tukar mata uang. Saat keadaan ini terjadi dan ‘minat’ para Sellers juga masih kecil maka data harga akan terlihat bergerak datar dalam range yang relative sempit selama waktu tertentu. Keadaan ini sering kita temukan saat pasar London atau New York mendekati waktu Closed nya pada data pergerakan harga. Sebagai seorang analis tugas kita salah satunya adalah memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang disebutkan di atas tadi.

Read More......

PRINSIP KETIGA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KETIGA
“Kemana Kecenderungan Arah Pergerakan Harga Tergantung Sepenuhnya Pada Akumulasi Transaksi-Transaksi Yang Mendominasi Pada Saat Pelaku Pasar Bertransaksi Di Pasar Mata Uang”

Kita tidak pernah tahu kemana dan sampai di mana harga akan bergerak sebagaimana yang kita tegaskan di Prinsip Pertama, tetapi kita dapat menduga kemana kecenderungan arah harga saat ini akan bergerak dengan melihat atau mengamati pergerakannya berdasarkan apa yang terjadi sebelumnya. Dugaan atau perkiraan kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang sering digunakan banyak analis sebenarnya didapatkan dengan menggunakan beberapa reference atau patokan untuk mendefenisikan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini. Apapun patokan yang digunakan untuk menentukan kecenderungan arah saat ini adalah ‘benar’ selama patokan tersebut secara logika dapat diterima dan memiliki latar belakang yang memiliki alasan kuat untuk dapat digunakan sebagai patokan. Nah, sebagai analis kita harus memilih patokan apa yang akan kita gunakan untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini dan sebagai analis tentu saja kita akan memilih patokan yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan peka terhadap perubahan serta mencerminkan kecenderungan arah yang sebenarnya terjadi pada harga saat ini dengan probabilitas yang tinggi.
Metoda atau Teknik untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga yang berkembang dan banyak digunakan saat ini selalu menggunakan sejumlah data harga sebelumnya baik dalam jumlah banyak atau sedikit sebagai bahan dasar untuk mendefenisikan kecenderungan arah harga. Artinya secara teknis untuk menentukan kecenderungan arah harga saat ini para analis sebenarnya hanya membandingkan harga saat ini terhadap data-data harga sebelumnya lalu kemudian membuat defenisi kecenderungan arah harga saat ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan pada metoda atau teknik yang digunakannya. Jadi mau pakai metoda wave, candlestick, support-resistance, supply-demands, price action, statistik dan lain sebagainya maka kita tahu bahwa metoda-metoda tersebut menggunakan data-data harga sebelumnya sebagai reference. Nah, secara sederhana maka saya dapat katakan bahwa untuk mendefenisikan kecenderungan arah pergerakan harga itu saat ini adalah ‘naik’ atau ‘turun’ apapun metoda atau teknik yang digunakan sebenarnya dilakukan dengan hanya membandingkan harga saat ini terhadap nilai harga tertentu di periode waktu sebelumnya. Dan dari sini kita juga dapat mengerti dan memahami bahwa ketika terjadi perbedaan pendapat antara satu analis dan analis lainnya mengenai kecenderungan arah pergerakan harga saat ini kemungkinannya disebabkan adanya perbedaan pada penggunaan metoda dan data reference yang dipakai dalam analisanya.

Sebagai analis tugas kita seperti saya sampaikan di atas adalah menentukan metoda yang memiliki tingkat akurasi tinggi, peka terhadap perubahan dan mampu merepresentasikan kondisi kecenderungan pergerakan harga yang terjadi saat ini secara nyata sehingga informasi yang kita dapatkan tepat atau hampir mendekati kenyataan yang terjadi pada harga. Dari apa yang sudah kita pahami maka sebetulnya kemana kecenderungan harga akan bergerak saat ini sepenuhnya tergantung pada mayoritas jenis transaksi yang dilakukan pelaku pasar saat ini, artinya jika saat ini mayoritas pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ maka tentu saja saat ini kecenderungan harga untuk bergerak turun adalah lebih besar. Dan sebaliknya jika mayoritas pelaku pasar saat ini melakukan transaksi ‘Buy’ maka tentu saja kecenderungan harga untuk bergerak naik adalah lebih besar. Nah, berdasarkan pengertian sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa untuk mengetahui mayoritas jenis transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar seperti yang sudah disinggung di Prinsip Kedua maka kita membutuhkan titik awal (Starting Point) pengukuran untuk menghitung atau mengetahui transaksi apa yang mendominasi pasar (Mayoritas) saat ini berdasarkan akumulasi dari transaksi-transaksi yang terjadi.

Seperti kita ketahui para pelaku pasar tidak selalu melakukan jenis transaksi yang sama, saat ini mungkin saja satu pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ dan beberapa saat kemudian ada pelaku pasar lain yang melakukan transaksi ‘Buy’. Saat pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ maka harga akan bergerak turun dan saat pelaku pasar melakukan transaksi ‘Buy’ maka harga akan bergerak naik. Nah, katakan seperti contoh tadi misalkan harga awal adalah ‘5’ nilainya kemudian karena ada transaksi ‘Sell’ dalam nilai (volume) tertentu yang menyebabkan harga turun 2 points sehingga harga menjadi ‘3’ nilainya. Lalu katakanlah 10 detik kemudian ada pelaku pasar yang melakukan transaksi ‘Buy’ dalam volume tertentu yang menyebabkan harga naik 10 points sehingga harga berubah menjadi ‘13’ nilainya maka artinya dalam waktu 10 detik jika kita lihat dari nilai harga awal yaitu ‘5’ berarti terjadi kenaikan 8 points karena harga 10 detik kemudian menjadi ‘13’ nilainya. Nah, pada kenyataannya transaksi-transaksi yang dilakukan para pelaku pasar ini bisa kapan saja seperti yang sudah disampaikan pada Prinsip Pertama dan berapa besar volume (nilai) transaksi yang akan mereka lakukanpun kita tidak pernah tahu. Kita hanya bisa mengetahui transaksi-transaksi tersebut terjadi setelah pelaku pasar melakukannya dan kemana kecenderungan arah perubahan harga (nilai tukar) yang terjadi tergantung sepenuhnya pada akumulasi volume (nilai) transaksi yang dilakukan para pelaku pasar. Jika dilakukan pengukuran dari waktu tertentu sebelumnya sampai saat ini volume (nilai) transaksi ‘Buy’ lebih besar dari volume (nilai) transaksi ‘Sell’ maka otomatis kita akan melihat harga (nilai tukar) bergerak naik dari nilai tukar awal dan begitu juga sebaliknya. Dari pemahaman ini kita dapat simpulkan bahwa akumulasi volume (nilai) transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar berbanding lurus dengan besarnya perubahan harga, artinya akumulasi volume (nilai) transaksi-transaksi yang terjadi dapat kita hitung dengan mengamati perubahan pada harga itu sendiri sebetulnya.

Melalui pemahaman inilah kemudian para analis mengembangkan berbagai macam metoda untuk dapat mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga untuk membantu mereka dalam memilih keputusan transaksi apa yang sebaiknya mereka lakukan saat bertransaksi di pasar mata uang. Banyak sekali latar belakang teori atau konsep dari metoda-metoda yang dikembangkan untuk mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga ini seperti statistik, trigonometri, korelasi antara variable-variabel yang mempengaruhi pergerakan harga, perilaku pelaku pasar, fundamental atau gabungan dari beberapa teori dan konsep-konsep tersebut. Apapun latar belakang teori atau konsep yang digunakan para analis untuk mengembangkan metodanya semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui ‘kecenderungan arah pergerakan harga’ saat ini. Perbedaan setiap metoda secara teknis akan terlihat pada tingkat akurasi dan kecepatan metoda-metoda tersebut dalam menerjemahkan informasi-informasi yang dibutuhkan sang analis dalam menganalisa dan membuat keputusan. Dan perbedaan tingkat akurasi dan kecepatan sebuah metoda dalam menerjemahkan informasi tidak berarti mencerminkan baik atau buruknya sebuah metoda, karena hal ini sepenuhnya tergantung dari seberapa akurat dan seberapa cepat sang analis membutuhkan informasi yang dibutuhkannya. Sederhananya seorang trader dengan type scalper dan type long term akan membutuhkan tingkat akurasi dan kecepatan yang berbeda dari informasi-informasi yang dibutuhkannya.

Read More......

PRINSIP KEDUA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KEDUA
“Harga Bergerak Karena Adanya Transaksi-Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar“

Harga bergerak penyebabnya hanya satu yaitu karena adanya transaksi-transaksi mata uang yang dilakukan pelaku pasar. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa jika tidak ada transaksi-transaksi mata uang yang dilakukan pelaku pasar maka nilai tukar mata uang atau harga tidak akan pernah berubah dari nilai tukarnya semula. Dengan memahami prinsip ini kita menyadari bahwa kehadiran atau keberadaan pelaku pasar di Forex Market berhubungan langsung dengan perubahan yang terjadi pada harga, karena hanya dengan adanya para pelaku pasar di Forex Market lah maka transaksi-transaksi mata uang memungkinkan untuk terjadi. Jadi jika harga bergerak atau berubah-ubah nilainya maka kita tahu bahwa pelaku pasar ada di pasar saat itu. Nah, dari sini kita dapat memahami mengapa harga terlihat bergerak sangat aktif dan bergerak dalam range yang lebar ketika beberapa Forex Market buka dalam waktu yang bersamaan, karena tentu saja pelaku pasar yang aktif menjadi lebih banyak jumlahnya saat dua buah market atau lebih buka dalam waktu yang bersamaan. Nah, sebagai analis kita harus mengetahui kapan sebuah market buka dan kapan sebuah market tutup serta di market mana saja pelaku pasar banyak berada untuk membantu efektifitas strategi yang kita kembangkan dari analisa yang kita lakukan.
Mengetahui kapan sebuah Forex Market itu buka atau tutup akan membantu kita untuk melihat kecenderungan transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di setiap Market Session. Informasi ini sangat penting tetapi seringkali banyak analis pemula mengabaikannya. Padahal dengan mengamati pergerakan harga yang terjadi terhadap nilai harga Open (Harga Pembukaan) di setiap Market Session kita secara langsung dapat mengetahui kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang terjadi saat ini. Sederhananya kan kita tahu bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu naik jika harga cenderung bermain di atas nilai harga pembukaan sebuah Market Session dan kita tahu bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu turun jika harga cenderung bermain di bawah nilai harga pembukaan sebuah Market Session. Nilai Open atau harga pembukaan di setiap Market Session adalah ibarat nilai harga awal (starting price) sebelum terjadinya transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar selanjutnya di Session Market tersebut. Jadi dengan kata lain kemana pelaku pasar di setiap Market Session tersebut akan membawa harga dapat kita lihat dengan membandingkan harga yang terbentuk saat ini dengan nilai harga saat Market Session tersebut buka (Open).

Read More......

PRINSIP PERTAMA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG


PRINSIP PERTAMA
“Tidak Ada Yang Tahu Kemana Dan Sampai Di mana Nilai Tukar Sebuah Pasangan Mata Uang Akan Bergerak”

Prinsip ini mesti dipegang teguh oleh setiap analis untuk menimbulkan dan memunculkan kesadaran bahwa kemana nilai tukar mata uang akan bergerak setelah saat ini adalah sebuah ketidak-pastian. Ketidak-pastian ini muncul karena dari banyaknya parameter-parameter yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya pergerakan nilai tukar sebuah pasangan mata uang, ada sebuah parameter yang belum dapat ditentukan secara pasti (eksak) ukurannya. Para analis mendefenisikan parameter yang belum memiliki ukuran ini sebagai minat setiap pelaku pasar yang aktif bertransaksi saat itu. Minat para pelaku pasar inilah yang berperan sangat penting dalam mempengaruhi keputusan yang dilakukan oleh setiap pelaku pasar saat bertransaksi di pasar mata uang (Forex Market). Para analis kesulitan untuk mengukur ‘minat’ ini sebagai sesuatu yang eksak dikarenakan penyebab munculnya ‘minat’ pada setiap pelaku pasar ternyata sangatlah bervariasi atau dengan kata lain banyak sekali hal-hal yang dapat menjadi penyebab munculnya ‘minat’ ini pada setiap pelaku pasar. Dan yang lebih buruknya lagi diketahui juga bahwa ‘minat’ setiap pelaku pasar ini ternyata bisa berubah dan muncul kapan saja. Pengaruhnya pada pergerakan harga ini berarti bahwa harga bisa bergerak terus ke satu arah atau bisa saja tiba-tiba berhenti atau langsung berbalik arah tanpa ada peringatan apapun atau tanpa ada tanda apapun yang dapat kita deteksi untuk mengantisipasi pergerakan tersebut.
Nah, dengan memiliki kesadaran bahwa ‘tidak ada yang tahu kemana dan sampai dimana nilai tukar sebuah pasangan mata uang akan bergerak setelah saat ini’ maka kita sebagai analis akan dipaksa untuk selalu mempersiapkan segala resiko yang mungkin muncul dari setiap keputusan yang kita ambil ketika bertransaksi di Forex Market. Setiap analis berpengalaman selalu mempersiapkan dua skenario dalam setiap keputusan yang diambilnya setelah melakukan analisa dan penarikan kesimpulan. Skenario pertama adalah skenario yang akan dijalankannya dan skenario kedua adalah skenario yang akan dijalankannya hanya jika skenario pertama tidak bekerja sebagaimana analisa dan penarikan kesimpulan yang telah dilakukannya.

Read More......

Senin, 05 Maret 2012

Analisa EU, 05 Maret 2012

  

Dari gambar diatas hampir semua indikator udah menunjukkan sell strong dan disamping itu fundamental masih mendukung USD untuk terus menguat. sekarang di TF H4 EU lagi mencoba untuk berusaha menembus area fibo 38.2 tepatnya berada di area 3160/50. kalau bisa break di area fibo 23.6 kemungkinan EU untuk menembus low 17-02-2012 (1.2974) semakin besar dan kalau gagal kemungkinan EU akan swing lagi ke area fibo 50.0 - 61.8.

semoga bermanfaat

Read More......

Senin, 27 Februari 2012

STRATEGI TRADING SISTEM SIDUS

Cara trading disini menggunakan strategi Sidus sytem yang cukup efisien untuk mendapatkan keuntungan dari Forex Trading. Sistem ini adalah gabungan system BGX dan Vegas yang cukup populer.

Mata uang uang disarankan EUR/USD dan EUR/GBP (pilih salah satu saja). Waktu trading pada saat US open (19.00 WIB) atau Europe Open (14.00 WIB)

Metodenya sederhana tapi cukup efektif untuk melihat trend pergerakan harga. Indikator-indikator yang digunakan

1. Time Frame 1 Jam (1H) gunakan chart candlestick atau chart bar
2. EMA 18 dan EMA28 (warna merah dua-duanya)
3. WMA 5 (warna biru) dan WMA 8 (warna kuning)

Masalah warna bisa diatur sesuai selera.
Untuk mensetup Indikator Sidus Sistem di Platform Marketiva, setelah login melalui streamster Anda bisa langsung mensetup indikator2 diatas dengan cara yang mudah

1. Time frame 1 jam dan candlestick atau bar chart
Klik kanan pada bagian bidang yang menampilkan grafik (charting. Akan muncul beberapa pilihan (options). Pilihlah “Timescale” Lalu klik “Hourly “ (jam) maka data grafik akan memunculkan data harga (Open, High, Low, Close) setiap 1 Jam
Klik kanan lagi bidang grafik pilih “Style”. Lalu klik “Candlesticks” atau “Bar Chart” (terserah Anda. Gambar grafik akan berubah sesuai pilihan Anda


2. EMA 18 dan EMA 28 (merah)
Klik kanan bidang grafik, akan muncul options
Pilih “Indicators” setelah itu pilih “Moving Average”. Lalu akan uncul kolom isian. Pada kolom “Type” pilihlah”Exponential (EMA=Exponential Moving Average)
Rubahlah angka default “Period” menjadi “18″ lalu klik kotak warnanya “Line Color” pilih warna “merah”.
Klik “OK”.Anda sekarang memiliki garis EMA18 warna merah
Lakukan hal yang sama sekali lagi seperti di atas untuk membuat garis “EMA 28 warna merah”.
Bila sudah maka Anda sekarang memiliki 2 garis EMA yaitu EMA18 dan EMA 28 masing masing warna merah.


3. WMA 5 (biru) dan WMA 8 (kuning)
Klik kanan bidang grafik, akan muncul options. Pilih “Indicators” setelah itu pilih “Moving Average”. Lalu akan uncul kolom isian. Pada kolom “Type” pilihlah”Weighted (WMA=Weightedl Moving Average). Ubahlah angka default “Period” menjadi “5″ lalu klik kotak warnanya “Line Color” pilih warna “biru”


Klik “OK”. Anda sekarang memiliki garis WMA 5 warna Biru
Lakukan hal yang sama sekali lagi seperti di atas untuk membuat garis “WMA 8 warna kuning”.
Bila selesai maka Anda sekarang memiliki 2 garis WMA yaitu EMA 5 (biru) dan EMA 8 (merah)


4. Secara keseluruhan pada grafik harga (charting) Anda sekarang memiliki 4 garis MA.
Yaitu garis EMA 18 (merah), EMA 28 (merah), WMA 5 (biru) dan WMA 8 (kuning). Cobalah “Save” Setup Anda ini sehingga Anda tidak perlu mengatur setting-annya setiap kali login. Untuk Men-“save” Klik Kanan Bidang Grafik kemudian pilih “Save Chart“. Isi Nama file sesuai selera Anda mis; “Sidus System” setelah itu klik “OK”. Settingan Anda sudah tersave aman. Untuk menghapus, mengedit mengatur dsb Anda bisa melakukan dengan cara yang sama. Tinggal klik Kanan bidang grafik (Charting).


Aplikasi Sidus System
 
EMA 18 dan EMA 28 (masing2 merah)
adalah merupakan 2 garis tunnel untuk membantu Anda menentukan kapan mulainya sebuah trend dan kapan trend itu berakhir. (jangka panjang)

WMA 5 (biru) dan WMA 8 (kuning)
Adalah garis yang akan membantu kita kapan kita harus memasuki trend itu (Open Position), dan garis ini juga akan menunjukan kuat tidaknya sebuah trend (jangka pendek)

Entry Signal
Lakukan Open position (sell atau buy) hanya pada saat Tunnel (EMA 18 dan EMA 28) mulai saling bersilangan (cross) atau benar2 sempit

Ambil Posisi Buy (Long)

Bila WMA 5 dan WMA 8 melewati /menyilang garis Tunnel (EMA 18 dan EMA 28)
dari bawah ke atas. Jika WMA 5 melintasi garis WMA 8 dari bawah ke atas berarti trend pergerakan harganyanya sangat kuat.

Ambil Posisi Sell (Short)

Bila WMA 5 dan WMA 8 melewati /menyilang garis Tunnel (EMA 18 dan EMA 28)
dari atas ke bawah. Jika WMA 5 melintasi garis WMA 8 dari atas ke bawah berarti trend pergerakan harganyanya sangat kuat.

Exit Signal (Keluar dari posisi BUY atau SELL)
Bila mengambil posisi BUY, Waspada bila garis WMA 5 bergerak menyilang turun dari atas ke bawah garis WMA 8 dan Keluar (exit) dari posisi ini bila garis WMA 5 WMA 8 meyilang turun dari atas ke bawah garis Tunnel (Celah EMA 18 dan EMA 28)

Bila mengambil posisi SELL, Waspada bila garis WMA 5 bergerak menyilang naik dari bawah ke atas garis WMA 8 dan keluar (exit) dari posisi ini bila garis WMA 5 dan WMA 8 bergerak menyilang naik dari bawah ke atas garis Tunnel (Celah EMA 18 dan EMA 28)

Dan Selalu keluar dari posisi Anda bila Tunnel (celah EMA 18 dan EMA 28) benar2 menyempit dan bahkan bersilangan. Hal ini menunjukan terjadinya perubahan arah trend (trend reversal).

Bila Anda melihat perubahan pergerakan trend harga seperti saat tunnel (celah EMA) menyempit atau bersilangan, tutup posisi sebelumnya dan buka posisi baru sesuai arah trend. Contoh bila Sebelumya Anda mengambil Posisi BUY kemudian Anda melihat perubahan harga, Tutup posisi BUY lalu Buka posisi baru yaitu SELL.. Ingat Jadikan “Trend Sebagai Teman”

Direkomendasikan untuk metode ini gunakan stop loss 10-15 pips untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Read More......

STRATEGI TRADING SISTEM BGX

Cara trading disini menggunakan strategi BGX sytem untuk menentukan Open position dan exit .
  • Mata uang uang disarankan GBP/USD, EUR/USD, USD/CHF, EUR/JPY (pilih salah satu saja). 
  • Waktu trading pada saat US open (19.00 WIB) atau Europe Open (14.00 WIB)
Indikator yang digunakan
1. Time frame grafik 30 menit Candle Stick atau Bar
2. Garis WMA 5 (warna biru) WMA 20 (Oranye) dan WMA 100 (hijau)
3. Indikator RSI 14 (default)

Untuk mensetup Indikator BGX Sistem di Platform Marketiva, setelah login melalui Streamster Anda bisa langsung mensetup indicator-indikator diatas dengan cara seperti ini:

1. Time frame 30 menit dan Candle Stick atau Bar
Klik kanan pada bagian bidang yang menampilkan grafik (charting)Akan muncul beberapa pilihan (options). Pilihlah “Timescale” Lalu klik “30 minutes“ (30 menit) maka data grafik akan memunculkan data harga (Open, High, Low, Close) setiap 30 menit. Klik kanan lagi bidang grafik pilih “Style”. Lalu klik "Candlesticks" atau "Bar Chart" (terserah Anda). Gambar grafik akan berubah sesuai pilihan Anda


2. WMA 5 (Biru) dan WMA 20 (Oranye) WMA 100 (Hijau)
Klik kanan bidang grafik, maka akan muncul options. Pilih “Indicators” setelah itu pilih "Moving Average". Muncul Tab Pilihan; pada kolom "Type" pilih "Weighted"(WMA=Weightening Moving Average). Ubahlah angka default kolom "Period" menjadi "5" lalu klik “Line Color" kotak warnanya pilih warna “Biru”. Klik "OK". Anda sekarang memiliki garis WMA 5 warna Biru. Lakukan hal yang sama untuk membuat garis WMA 20 warna oranye dan garis WMA 100 warna hijau.


Bila sudah Anda lakukan, maka Anda sekarang memiliki 3 garis WMA yaitu WMA 5 (biru), WMA 20 (Oranye) dan WMA 100 (hijau) pada grafik harga Anda.


3. Indikator RSI 14
Klik kanan bidang grafik, akan muncul options. Pilih “Indicators” setelah itu pilih "Relative Strenght Index (RSI)" . Isi kolom "periode" dengan 14


4. Cobalah “Save” settingan Anda ini sehingga Anda tidak perlu mengatur setting-annya setiap kali login.
Untuk Men-“save” Klik kanan Bidang Grafik kemudian pilih “Save Chart “ Isi Nama file sesuai selera Anda mis; “BGX System” setelah itu klik "OK". Settingan Anda sudah tersave aman.


Untuk menghapus, mengedit mengatur dsb Anda bisa lakukan dengan cara yang sama. Tinggal klik Kanan bidang grafik (Charting).


Aplikasi BGX System
WMA 5 (biru) untuk mengikuti harga market.
WMA 20 (oranye) untuk konfirmasi entry (OP)
WMA 100 (hijau) untuk identifikasi trend harian


Bersiap Ambil Posisi “Buy” Bila:
WMA 5 mengcross WMA 20 dari bawah ke atas
WMA 5 dan WMA 20 berada di atas WMA 100
RSI berada di atas point 50 (garis tengah)
Entry (OP) saat harga 30 pip di atas harga cross WMA 5 dan WMA 20


Bersiap Ambil Posisi “Sell” Bila:
WMA 5 mengcross WMA 20 dari atas ke bawah
WMA 5 dan WMA 20 berada di bawah WMA 100
RSI berada di bawah point 50. Entry (OP) saat harga 30 pip di bawah harga cross WMA 5 dan WMA 20


Target point 30 pip dan stop loss minus 5 dari persilangan (cross) WMA 5 dan WMA 20


Contoh Trading :
Bila suatu saat WMA 5 mengcross WMA 20 dari atas ke bawah pada titik harga 1.2530 serta RSI menunjukan posisi di atas garis tengah (50). Bersiaplah mengambil posisi “BUY” pada saat harga 30 pip di atas harga cross (1.2530 + 0.0030 (30 pip)) yaitu di 1.2560. Lalu pasang stop loss minus 5 pip di bawah garis cross (1.2530 – 0.0005) yaitu di 1.2525.


Gunakan uang virtual terlebih dahulu sampai Anda benar2 mengenal Forex Trading Online ini. Pilihlah strategi yang sesuai dengan diri Anda sendiri. Dan jangan pernah berhenti untuk selalu menambah pengalaman dan pengetahuan Anda di bidang ini.

Read More......
 
 

MENTARI FOREX ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO