ANALISA HARIAN

ANALISA HARIAN
PAIR EU, 6 OKTOBER 2012

Rabu, 28 Maret 2012

LEVERAGE DAN MARGIN

Apa itu Leverage?
Leverage adalah pinjaman dari broker yang diberikan kepada trader, sehingga dana trader memiliki daya beli yang lebih besar. Leverage dinotifikasikan sebagai rasio perbandingan, misal 1:1, 1:100, 1:500, dan sebagainya. Artinya, kalau ada dana $100 di leverage 1:100 maka $100 tersebut memiliki kekuatan setara $10.000. Jika leverage 1:500, maka dana $100 tadi memiliki kemampuan untuk melakukan transaksi setara $50.000 atau 500x lipat lebih besar dari nominal dana itu sendiri.

Apa itu Margin?
Margin merupakan jaminan yang diberikan kepada broker setiap kali membuka posisi. Besar kecilnya margin dipengaruhi oleh leverage dan besarnya volume trading (lot) yang dibuka oleh trader. Rumus perhitungan margin adalah : Leverage x Volume (Lot) x Contract Size.

ILUSTRASI
Untuk mempermudah pemahaman, mari kita simak ilustrasi di bawah ini. Broker yang diambil sebagai contoh adalah FXOpen, yang memiliki contract size 1 lot = $100.000 dan fasilitas leverage hingga 1:500.

Contract Size
Untuk contract size, harus dikonversikan ke USD. Pair yang berawalan dengan USD/xxx seperti USD/JPY, USD/CHF, USD/CAD, dsb memiliki contract size 1 lot = $100.000 (sudah dalam $, tidak perlu dikonversi). Sedangkan yang berawalan dengan mata uang non USD, misal EUR/USD memiliki kontrak size 1 lot = EUR 100.000 yang artinya setara dengan( EUR 100.000 x 1,435 ) USD atau $143.500 pada saat kurs EUR/USD 1,435. Berarti, jika EUR/USD naik menjadi 1,45 maka contract size akan berubah lagi.

Leverage 1:1 – 1 lot EUR/USD di harga 1,4350

Read More......

Selasa, 20 Maret 2012

SEKEDAR RENUGAN UNTUK TRADER

Read More......

Rabu, 07 Maret 2012

PRINSIP KELIMA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KELIMA
“Dominasi Transaksi Dan Melemahnya Dominasi Transaksi Yang Terjadi Secara Akumulasi Membentuk Dua Kondisi Pergerakan Harga Yaitu Kondisi Trending Dan Kondisi Sideway. Kedua Kondisi Ini Secara Teknis Dapat Dilihat Dengan Mengamati Bentuk Distribusi Data Yang Terbentuk, Baik Secara Visual Maupun Menggunakan Prinsip-Prinsip Pengukuran.”
Sumber : http://www.kgforexworld.com/showthread.php?t=2089

Read More......

PRINSIP KEEMPAT MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KEEMPAT
“Dominasi Transaksi Salah Satu Pelaku Pasar Akan Melemah Karena Dua Hal, Pertama Yaitu: Ketika Salah Satu Pelaku Pasar Tidak Dapat Menerima Harga Di Atas Harga Tertinggi atau Di Bawah Harga Terendah Yang Terjadi. Kedua Yaitu: Ketika Volume Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar Di Pasar Mata Uang Jumlahnya Sedikit Atau Kecil. Dan Kecil Atau Sedikitnya Volume Transaksi Yang Terjadi Ini Kemungkinannya Hanya Disebabkan Oleh Dua Hal Yaitu, Pertama Mungkin Karena Pelaku Pasar Yang Aktif Di Pasar mata Uang Saat Itu Memang Sedikit Dan Yang Kedua Mungkin Saja Pelaku Pasar Yang Aktif Saat Itu Banyak Tetapi Mereka Tidak Bertransaksi Karena Menunggu Saat Yang Tepat Untuk Bertransaksi Di Pasar Mata Uang”

Seperti yang sudah kita pahami berdasarkan perilaku pelaku pasar atau hukum kesetimbangan pasar maka kita mengetahui bahwa secara garis besar dapat dikatakan bahwa sebenarnya harga itu bergerak dari sebuah area kesepakatan ke area kesepakatan yang terbentuk sebelumnya atau bergerak untuk membentuk sebuah area kesepakatan baru. Area kesepakatan adalah area harga atau range harga di mana harga bergerak bolak-balik sepanjang area atau range tersebut dalam periode waktu tertentu. Jika dilihat dari sudut pandang perilaku pelaku pasar maka area kesepakatan ini adalah area nilai tukar (harga) di mana para pelaku pasar baik yang bertindak sebagai Sellers maupun Buyers merasa ‘nyaman’ untuk bertransaksi di area nilai tukar mata uang tersebut karena harga (nilai tukar) berada dalam batas-batas (range) yang mereka dapat terima atau dengan kata lain ‘minat’ pelaku pasar untuk bertransaksi di area tersebut animo-nya sangat tinggi. Secara teknis area kesepakatan (Consensus Area) ini dapat kita identifikasi dengan mudah pada data pergerakan harga. Semakin sering sebuah level harga dilalui pergerakan harga maka kita tahu bahwa transaksi juga sering dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar menyukai untuk bertransaksi di level harga tersebut. Sebaliknya jika sebuah level harga jarang dilalui pergerakan harga maka kita tahu bahwa transaksi jarang atau sedikit dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar tidak menyukai untuk bertransaksi di level harga tersebut.
Harga akan bergerak keluar dari Consensus Area atau Area Kesepakatannya ketika terjadi ketidak-seimbangan pada ‘minat’ salah satu pelaku pasar, jadi jika ‘minat’ para Buyers meningkat dan lebih besar daripada ‘minat’ para Sellers maka Buyers cenderung akan terlihat lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan terus terakumulasi menaik dan sebaliknya jika ‘minat’ para Sellers meningkat dan lebih besar daripada ‘minat’ para Buyers maka Sellers cenderung akan lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan terakumulasi menurun. Nah, ketika ‘minat’ salah satu pelaku pasar terus meningkat dan ‘minat’ pelaku pasar lainnya menurun atau tidak mampu mengimbangi transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar yang ‘minat’ nya besar maka harga akan terus terakumulasi dalam satu arah. Akumulasi pergerakan harga satu arah ini jika mampu membawa harga keluar dari Area Kesepakatan sebelumnya maka ini adalah indikasi bahwa salah satu pelaku pasar cenderung untuk membawa harga keluar dari Area Kesepakatannya saat ini terlihat semakin besar. Jika keadaan ini terus berlangsung diikuti transaksi-transaksi yang akumulasinya terus membawa harga bergerak ke satu arah dan harga akhirnya benar-benar keluar dari Area Kesepakatan lama maka pelaku pasar yang membawa harga bergerak ke satu arah ini kita katakan mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi saat ini.

Nah, ketika salah satu pelaku pasar mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi di pasar maka dominasi pelaku pasar tersebut akan cenderung terus bertahan sampai salah satu dari beberapa hal yang dijabarkan secara sangat jelas di Prinsip Keempat di atas terjadi di pasar. Contohnya pada saat transaksi yang terjadi di pasar di dominasi oleh Buyers maka harga akan terus terakumulasi bergerak naik membentuk harga yang terus lebih tinggi dari sebelumnya. Proses akumulasi pergerakan naik ini akan terhenti ketika Sellers tidak dapat lagi menerima nilai tukar (harga) di atas harga tertinggi yang terbentuk dan keadaan ini akan diikuti dengan meningkatnya volume (nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ yang dilakukan para Sellers. Saat volume (nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ meningkat maka akumulasi transaksi yang tadinya didominasi transaksi ‘Buy’ akan mengalami penurunan dominasinya. Jika ‘minat’ para Sellers terus meningkat maka akan terjadi semacam usaha dari para Sellers untuk mengimbangi dominasi transaksi-transaksi yang dilakukan Buyers dengan tujuan untuk menekan harga berada pada range area yang disukai Sellers tentu saja. Pada keadaan ini jika ‘minat’ para Buyers tetap tinggi untuk membawa harga lebih tinggi lagi maka akan terjadi semacam perlawanan dari para Buyers yang menyebabkan harga terlihat bergerak pada range tertentu di bawah nilai tukar (harga) tertinggi yang terbentuk saat Buyers masih mendominasi secara penuh. Usaha untuk mengimbangi dominasi para Buyers yang dilakukan para sellers inilah yang jika kita amati pada data-data harga akan terbentuk sebagai Area Kesepakatan (consensus Area).

Dominasi Buyers sebagaimana contoh di atas juga akan terhenti jika volume (nilai) dan intensitas transaksi para Buyers mulai melemah atau mengecil. Melemah atau mengecilnya volume (nilai) dan intensitas para Buyers ini hanya disebabkan oleh dua hal yang mungkin terjadi di pasar yaitu: pertama karena waktu aktif para pelaku pasar untuk bertransaksi sudah selesai (market Closed) atau hampir selesai dan kedua para pelaku pasar menurunkan aktifitas transaksinya karena ‘menunggu’ sesuatu yang secara fundamental berhubungan langsung dengan kecenderungan arah pergerakan nilai tukar mata uang. Saat keadaan ini terjadi dan ‘minat’ para Sellers juga masih kecil maka data harga akan terlihat bergerak datar dalam range yang relative sempit selama waktu tertentu. Keadaan ini sering kita temukan saat pasar London atau New York mendekati waktu Closed nya pada data pergerakan harga. Sebagai seorang analis tugas kita salah satunya adalah memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang disebutkan di atas tadi.

Read More......

PRINSIP KETIGA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KETIGA
“Kemana Kecenderungan Arah Pergerakan Harga Tergantung Sepenuhnya Pada Akumulasi Transaksi-Transaksi Yang Mendominasi Pada Saat Pelaku Pasar Bertransaksi Di Pasar Mata Uang”

Kita tidak pernah tahu kemana dan sampai di mana harga akan bergerak sebagaimana yang kita tegaskan di Prinsip Pertama, tetapi kita dapat menduga kemana kecenderungan arah harga saat ini akan bergerak dengan melihat atau mengamati pergerakannya berdasarkan apa yang terjadi sebelumnya. Dugaan atau perkiraan kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang sering digunakan banyak analis sebenarnya didapatkan dengan menggunakan beberapa reference atau patokan untuk mendefenisikan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini. Apapun patokan yang digunakan untuk menentukan kecenderungan arah saat ini adalah ‘benar’ selama patokan tersebut secara logika dapat diterima dan memiliki latar belakang yang memiliki alasan kuat untuk dapat digunakan sebagai patokan. Nah, sebagai analis kita harus memilih patokan apa yang akan kita gunakan untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini dan sebagai analis tentu saja kita akan memilih patokan yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan peka terhadap perubahan serta mencerminkan kecenderungan arah yang sebenarnya terjadi pada harga saat ini dengan probabilitas yang tinggi.
Metoda atau Teknik untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga yang berkembang dan banyak digunakan saat ini selalu menggunakan sejumlah data harga sebelumnya baik dalam jumlah banyak atau sedikit sebagai bahan dasar untuk mendefenisikan kecenderungan arah harga. Artinya secara teknis untuk menentukan kecenderungan arah harga saat ini para analis sebenarnya hanya membandingkan harga saat ini terhadap data-data harga sebelumnya lalu kemudian membuat defenisi kecenderungan arah harga saat ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan pada metoda atau teknik yang digunakannya. Jadi mau pakai metoda wave, candlestick, support-resistance, supply-demands, price action, statistik dan lain sebagainya maka kita tahu bahwa metoda-metoda tersebut menggunakan data-data harga sebelumnya sebagai reference. Nah, secara sederhana maka saya dapat katakan bahwa untuk mendefenisikan kecenderungan arah pergerakan harga itu saat ini adalah ‘naik’ atau ‘turun’ apapun metoda atau teknik yang digunakan sebenarnya dilakukan dengan hanya membandingkan harga saat ini terhadap nilai harga tertentu di periode waktu sebelumnya. Dan dari sini kita juga dapat mengerti dan memahami bahwa ketika terjadi perbedaan pendapat antara satu analis dan analis lainnya mengenai kecenderungan arah pergerakan harga saat ini kemungkinannya disebabkan adanya perbedaan pada penggunaan metoda dan data reference yang dipakai dalam analisanya.

Sebagai analis tugas kita seperti saya sampaikan di atas adalah menentukan metoda yang memiliki tingkat akurasi tinggi, peka terhadap perubahan dan mampu merepresentasikan kondisi kecenderungan pergerakan harga yang terjadi saat ini secara nyata sehingga informasi yang kita dapatkan tepat atau hampir mendekati kenyataan yang terjadi pada harga. Dari apa yang sudah kita pahami maka sebetulnya kemana kecenderungan harga akan bergerak saat ini sepenuhnya tergantung pada mayoritas jenis transaksi yang dilakukan pelaku pasar saat ini, artinya jika saat ini mayoritas pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ maka tentu saja saat ini kecenderungan harga untuk bergerak turun adalah lebih besar. Dan sebaliknya jika mayoritas pelaku pasar saat ini melakukan transaksi ‘Buy’ maka tentu saja kecenderungan harga untuk bergerak naik adalah lebih besar. Nah, berdasarkan pengertian sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa untuk mengetahui mayoritas jenis transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar seperti yang sudah disinggung di Prinsip Kedua maka kita membutuhkan titik awal (Starting Point) pengukuran untuk menghitung atau mengetahui transaksi apa yang mendominasi pasar (Mayoritas) saat ini berdasarkan akumulasi dari transaksi-transaksi yang terjadi.

Seperti kita ketahui para pelaku pasar tidak selalu melakukan jenis transaksi yang sama, saat ini mungkin saja satu pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ dan beberapa saat kemudian ada pelaku pasar lain yang melakukan transaksi ‘Buy’. Saat pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ maka harga akan bergerak turun dan saat pelaku pasar melakukan transaksi ‘Buy’ maka harga akan bergerak naik. Nah, katakan seperti contoh tadi misalkan harga awal adalah ‘5’ nilainya kemudian karena ada transaksi ‘Sell’ dalam nilai (volume) tertentu yang menyebabkan harga turun 2 points sehingga harga menjadi ‘3’ nilainya. Lalu katakanlah 10 detik kemudian ada pelaku pasar yang melakukan transaksi ‘Buy’ dalam volume tertentu yang menyebabkan harga naik 10 points sehingga harga berubah menjadi ‘13’ nilainya maka artinya dalam waktu 10 detik jika kita lihat dari nilai harga awal yaitu ‘5’ berarti terjadi kenaikan 8 points karena harga 10 detik kemudian menjadi ‘13’ nilainya. Nah, pada kenyataannya transaksi-transaksi yang dilakukan para pelaku pasar ini bisa kapan saja seperti yang sudah disampaikan pada Prinsip Pertama dan berapa besar volume (nilai) transaksi yang akan mereka lakukanpun kita tidak pernah tahu. Kita hanya bisa mengetahui transaksi-transaksi tersebut terjadi setelah pelaku pasar melakukannya dan kemana kecenderungan arah perubahan harga (nilai tukar) yang terjadi tergantung sepenuhnya pada akumulasi volume (nilai) transaksi yang dilakukan para pelaku pasar. Jika dilakukan pengukuran dari waktu tertentu sebelumnya sampai saat ini volume (nilai) transaksi ‘Buy’ lebih besar dari volume (nilai) transaksi ‘Sell’ maka otomatis kita akan melihat harga (nilai tukar) bergerak naik dari nilai tukar awal dan begitu juga sebaliknya. Dari pemahaman ini kita dapat simpulkan bahwa akumulasi volume (nilai) transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar berbanding lurus dengan besarnya perubahan harga, artinya akumulasi volume (nilai) transaksi-transaksi yang terjadi dapat kita hitung dengan mengamati perubahan pada harga itu sendiri sebetulnya.

Melalui pemahaman inilah kemudian para analis mengembangkan berbagai macam metoda untuk dapat mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga untuk membantu mereka dalam memilih keputusan transaksi apa yang sebaiknya mereka lakukan saat bertransaksi di pasar mata uang. Banyak sekali latar belakang teori atau konsep dari metoda-metoda yang dikembangkan untuk mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga ini seperti statistik, trigonometri, korelasi antara variable-variabel yang mempengaruhi pergerakan harga, perilaku pelaku pasar, fundamental atau gabungan dari beberapa teori dan konsep-konsep tersebut. Apapun latar belakang teori atau konsep yang digunakan para analis untuk mengembangkan metodanya semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui ‘kecenderungan arah pergerakan harga’ saat ini. Perbedaan setiap metoda secara teknis akan terlihat pada tingkat akurasi dan kecepatan metoda-metoda tersebut dalam menerjemahkan informasi-informasi yang dibutuhkan sang analis dalam menganalisa dan membuat keputusan. Dan perbedaan tingkat akurasi dan kecepatan sebuah metoda dalam menerjemahkan informasi tidak berarti mencerminkan baik atau buruknya sebuah metoda, karena hal ini sepenuhnya tergantung dari seberapa akurat dan seberapa cepat sang analis membutuhkan informasi yang dibutuhkannya. Sederhananya seorang trader dengan type scalper dan type long term akan membutuhkan tingkat akurasi dan kecepatan yang berbeda dari informasi-informasi yang dibutuhkannya.

Read More......

PRINSIP KEDUA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG

PRINSIP KEDUA
“Harga Bergerak Karena Adanya Transaksi-Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar“

Harga bergerak penyebabnya hanya satu yaitu karena adanya transaksi-transaksi mata uang yang dilakukan pelaku pasar. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa jika tidak ada transaksi-transaksi mata uang yang dilakukan pelaku pasar maka nilai tukar mata uang atau harga tidak akan pernah berubah dari nilai tukarnya semula. Dengan memahami prinsip ini kita menyadari bahwa kehadiran atau keberadaan pelaku pasar di Forex Market berhubungan langsung dengan perubahan yang terjadi pada harga, karena hanya dengan adanya para pelaku pasar di Forex Market lah maka transaksi-transaksi mata uang memungkinkan untuk terjadi. Jadi jika harga bergerak atau berubah-ubah nilainya maka kita tahu bahwa pelaku pasar ada di pasar saat itu. Nah, dari sini kita dapat memahami mengapa harga terlihat bergerak sangat aktif dan bergerak dalam range yang lebar ketika beberapa Forex Market buka dalam waktu yang bersamaan, karena tentu saja pelaku pasar yang aktif menjadi lebih banyak jumlahnya saat dua buah market atau lebih buka dalam waktu yang bersamaan. Nah, sebagai analis kita harus mengetahui kapan sebuah market buka dan kapan sebuah market tutup serta di market mana saja pelaku pasar banyak berada untuk membantu efektifitas strategi yang kita kembangkan dari analisa yang kita lakukan.
Mengetahui kapan sebuah Forex Market itu buka atau tutup akan membantu kita untuk melihat kecenderungan transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di setiap Market Session. Informasi ini sangat penting tetapi seringkali banyak analis pemula mengabaikannya. Padahal dengan mengamati pergerakan harga yang terjadi terhadap nilai harga Open (Harga Pembukaan) di setiap Market Session kita secara langsung dapat mengetahui kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang terjadi saat ini. Sederhananya kan kita tahu bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu naik jika harga cenderung bermain di atas nilai harga pembukaan sebuah Market Session dan kita tahu bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu turun jika harga cenderung bermain di bawah nilai harga pembukaan sebuah Market Session. Nilai Open atau harga pembukaan di setiap Market Session adalah ibarat nilai harga awal (starting price) sebelum terjadinya transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar selanjutnya di Session Market tersebut. Jadi dengan kata lain kemana pelaku pasar di setiap Market Session tersebut akan membawa harga dapat kita lihat dengan membandingkan harga yang terbentuk saat ini dengan nilai harga saat Market Session tersebut buka (Open).

Read More......

PRINSIP PERTAMA MENGANALISA PERGERAKAN HARGA ALA KG


PRINSIP PERTAMA
“Tidak Ada Yang Tahu Kemana Dan Sampai Di mana Nilai Tukar Sebuah Pasangan Mata Uang Akan Bergerak”

Prinsip ini mesti dipegang teguh oleh setiap analis untuk menimbulkan dan memunculkan kesadaran bahwa kemana nilai tukar mata uang akan bergerak setelah saat ini adalah sebuah ketidak-pastian. Ketidak-pastian ini muncul karena dari banyaknya parameter-parameter yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya pergerakan nilai tukar sebuah pasangan mata uang, ada sebuah parameter yang belum dapat ditentukan secara pasti (eksak) ukurannya. Para analis mendefenisikan parameter yang belum memiliki ukuran ini sebagai minat setiap pelaku pasar yang aktif bertransaksi saat itu. Minat para pelaku pasar inilah yang berperan sangat penting dalam mempengaruhi keputusan yang dilakukan oleh setiap pelaku pasar saat bertransaksi di pasar mata uang (Forex Market). Para analis kesulitan untuk mengukur ‘minat’ ini sebagai sesuatu yang eksak dikarenakan penyebab munculnya ‘minat’ pada setiap pelaku pasar ternyata sangatlah bervariasi atau dengan kata lain banyak sekali hal-hal yang dapat menjadi penyebab munculnya ‘minat’ ini pada setiap pelaku pasar. Dan yang lebih buruknya lagi diketahui juga bahwa ‘minat’ setiap pelaku pasar ini ternyata bisa berubah dan muncul kapan saja. Pengaruhnya pada pergerakan harga ini berarti bahwa harga bisa bergerak terus ke satu arah atau bisa saja tiba-tiba berhenti atau langsung berbalik arah tanpa ada peringatan apapun atau tanpa ada tanda apapun yang dapat kita deteksi untuk mengantisipasi pergerakan tersebut.
Nah, dengan memiliki kesadaran bahwa ‘tidak ada yang tahu kemana dan sampai dimana nilai tukar sebuah pasangan mata uang akan bergerak setelah saat ini’ maka kita sebagai analis akan dipaksa untuk selalu mempersiapkan segala resiko yang mungkin muncul dari setiap keputusan yang kita ambil ketika bertransaksi di Forex Market. Setiap analis berpengalaman selalu mempersiapkan dua skenario dalam setiap keputusan yang diambilnya setelah melakukan analisa dan penarikan kesimpulan. Skenario pertama adalah skenario yang akan dijalankannya dan skenario kedua adalah skenario yang akan dijalankannya hanya jika skenario pertama tidak bekerja sebagaimana analisa dan penarikan kesimpulan yang telah dilakukannya.

Read More......

Senin, 05 Maret 2012

Analisa EU, 05 Maret 2012

  

Dari gambar diatas hampir semua indikator udah menunjukkan sell strong dan disamping itu fundamental masih mendukung USD untuk terus menguat. sekarang di TF H4 EU lagi mencoba untuk berusaha menembus area fibo 38.2 tepatnya berada di area 3160/50. kalau bisa break di area fibo 23.6 kemungkinan EU untuk menembus low 17-02-2012 (1.2974) semakin besar dan kalau gagal kemungkinan EU akan swing lagi ke area fibo 50.0 - 61.8.

semoga bermanfaat

Read More......
 
 

MENTARI FOREX ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO